Senin, 18 Agustus 2014

Tutup Poin?? Bisnis Apa sih??

Hari kemerdekaan ini seneng banget bisa jalan-jalan sama anak. Habiskan waktu seharian. Tapi di akhir episode sedih. Si kecil nangis. Kenapa?

Yups, setiap pilihan punya konsekuensi. Saat ini saya harus bekerja yang jauhnya 3 jam dari rumah. Jadi mau tidak mau saya kos. Bayangkan, ibu-ibu anak satu harus kos untuk bekerja. Sedih? Bukan sedih lagi..tapi pake banget (alay detected) . Ada yang tanya kok ga pindah ke tempat yang lebih deket. Ups, Ini saya sudah mendekatkan diri 12 jam lebih deket. Bingung kan. Ya, tadinya saya harus kerja yang jauhnya 15 jam dari rumah suami. Sekarang tinggal 3 jam. Utuk pindah ke daerah setempat, berarti saya harus pindah ke instansi daerah. Bukan perkara mudah dan perlu proses panjang. Belum lagi akan ada penghasilan yang jauh berkurang. Cita-cita saya sekarang pengen banget resign (Nah lho). Bekerja dari rumah, seutuhnya pengen urus anak dan suami. Tapi, saya juga pengen tetep punya penghasilan sendiri. Kalau sekarang dikalkulasi penghasilan saya perbulan enam juta rupiah, karena itu saya ingin resign dengan penghasilan sekian. Diluar dari jatah istri.

Kenapa sih? Karena rasional saja, kebutuhan makin lama makin meningkat. Anak saya berhak mendapat pendidikan yang layak, dan kok rasanya ga tega membiarkan suami berjuang sendirian. Lagi pula ada lagi kata-kata yang selalu membuat saya semangat untuk mandiri. “Mungkin suami mampu memenuhi kebutuhan hidup kita, tapi ga ada yang menjamin suami hidup lebih lama dari kita”. Karena itu saya ingin tetap mandiri. Siti khadijah, seorang istri nabi pun seorang pedagang yang sukses. Jadi Islam tidak membatasi istri untuk berpenghasilan asal seizin suami.

Saya bermimpi dan ingin bermimpi dengan mata terbuka. Saya harus rasional. Satu-satunya cara untuk bisa mendapat penghasilan lain adalah dengan usaha ^-*.  Kenapa Oriflame? Dengan status saya sebagai pekerja sekarang, tentu ga banyak waktu luang yang saya punya untuk usaha offline. Usaha kue otomatis saya harus fokus buat kue, Lha terus urusan kantor saya gimana? Untuk usaha offline, butuh modal besar, harus cari pegawai dan modal yang cukup besar. Sedangkan oriflame memberi saya kesempatan usaha dengan modal ga sampe 50 ribu. Tapi kan harus tutup poin? Akhirnya musti belanja?

Iya, beneran emang harus tutup poin. Kenapa takut? Setiap usaha retail pasti butuh penjualan. Bahkan tukang sayur pun musti tutup poin. Tukang sayur musti siap modal sekitar 300ribuan setiap hari untuk bisa jualan. Padahal ga ada yang jamin semua sayurannya bakalan laku. Tapi mereka berani kok. Ya, berarti modalnya ga 50 ribu dong. Rugi terpaksa beli. Kalau ga sanggup beli dijual dong. Tutup poin oriflame hanya skitar 600 ribuan sebulannya. Ga musti stok, cukup modal katalog. Kalau ga ada yang beli, ya katalognya ga basi tho. Jadi ga ada yang dirugikan kan J .

Susah jual oriflame, harganya mahal. “ah masa” buktinya terkadang mendekati pertengahan bulan banyak produknya yang habis. Bahkan saya punya beberapa pelanggan yang setia pakai produk oriflame. Kalau dibilang mahal, untuk produk buatan impor saya rasa harganya masih wajar. Bahkan kalau ada diskon, harganya bisa jadi murah banget.

Belum ada sertifikat halalnya, tapi bukan berarti tidak halal kan. Saat ini produk yang sudah bersertifikat MUI adalah Nutrishake. Untuk produk kosmetik sedang dalam tahap penyelesaian. Karena terus terang saja untuk mendapatkan sertifikat MUI butuh proses yang panjang. Tapi sampai saat ini pihak manajemen Oriflame sudah mengeluarkan jaminan bahwa produk yang mereka keluarkan hanya menggunakan bahan tumbuhan dan tidak mengesploitasi hewan ataupun turunannya.

Dwi Apriana

#me and my story
#sekilas tentang oriflame
Personal chat contact me on WA 089613322170/pin BBM 7D033530



Tidak ada komentar:

Posting Komentar