waduuh..pusing, anakku ga bisa dibilangin nakal banget...Ga mau denger kata orangtuanya. padahal semua maunya sudah diturutin.
Ups..sebelum kesel sama anak coba cek lagi ke belakang yuk....
waktu kecil haknya ditunaikan ga bunda? Apakah dia di beri ASI yang menjadi haknya?
apa
hubungannya sih? ASI bukan sekedar memberi dia minum, tapi memberinya
cinta. Perasaan cinta itu tersalurkan saat bunda memeluknya, membelai
wajah mungilnya dan menyusui sambil memegang tangannya. Ada senyum bunda
disana, ada kehangatan dan senyum tulus bayi kita disana.
Saat
itulah sang bayi merasakan kehadiran bunda. membutuhkan bunda. Sedih
lho..kalau ada atau tidak ada bunda si bayi ngerasa baik-baik saja.
Kenapa? ya ga ada bunda pun dia masih bisa minum susu botol, yang bisa
dibuatkan oleh nenek, si mbaknya ataupun orang lainnya. Terus, sudah
besar nanti mereka pun jadi terbiasa tidak ada kita. Sedih ah...
Wah,
ASI saya keluar sedikit? Mm..sudah usaha belum bunda? Kalau dari
penelitian, hanya ibu-ibu yang punya penyakit keras seperti kanker dll
yang mengharuskan minum obat dalam jangka panjang yang tidak bisa
memberikan ASI pada sang anak. Atau jika ibu meninggal dunia saat
persalinan, itu diluar kuasa kita sebagai manusia.
Bayi
saya rakus, nangis terus kalau cuma di beri ASI. ya..itu semua memang
faktor kebiasaan. Kalau dia biasa pake dot botol, awalnya memang akan
menangis. Kan penyesuaian bunda. Dan Allah itu maha hebat dalam
menciptakan makhluknya, kenapa waktu awal lahir ASI masih sedikit?
karena kebutuhan bayi baru lahir juga masih sedikit. Kalau dia menangis
terus, coba cari penyebab lainnya. Mungkin dia masih masa penyesuaian,
atau popoknya basah, kepanasan, kholik belum tentu karena kurang ASI.
Selain
itu banyak resiko memberikan SUFOR pada bayi baru lahir, antara lain
resiko kelebihan gula. Anak menjadi over weight, Diare atau malah
konstipasi. Buang air kecil terlalu sering karena diberikan susu botol.
Lebih repot kalau malam hari, harus bangun siapkan btol, steril botol
dan lain-lain.
Banyak jalan untuk memperbanyak ASI .
Apalagi zaman sekarang, semua pertanyaan ada jawabannya di google. saya
sharingkan beberapa dan sesuai pengalaman ya ...
1. Perbanyak
makan sayuran seperti daun katu, bayam, kacang-kacangan (kalau saran
mama saya di santan putih biar tambah banyak; belum ada penelitian
ilmiahnya ya )
2. Perbanyak minum air putih, selain sehat juga untuk memperlancar ASI.
3. Berpikir Positif, yakinlah bahwa ASI anda banyak karena itu akan mempengaruhi kuantitas ASI anda.
4.
Tataplah wajah mungilnya, jadikanlah ia semangat untuk terus berusaha
memberikan ASI. Karena pikiran kita juga bisa mempengaruhi.
5.
Lakukan Inisiasi menyusui Dini (Sebelum melahirkan, kalau bisa survey
dulu RS/Klinik yang pro ASI. Karena, bukan rahasia umum banyak RS yang
masih belum Pro ASI)
Untuk yang sudah terlanjur, ketika awal menyusui dengan sufor coba lakukan tips berikut:
Minta
bantuan orang terdekat seperti suami atau ibu. Buatlah sufor di gelas,
dengan bantuan sendok coba tetesi di payudara ketika bayi anda menyusui.
Gerakan menyusu bayi akan menstimulasi PD untuk memproduksi ASI lebih
banyak. Memang harus ekstra sabar dan butuh kekuatan cinta yang besar
untuk berjuang memberikan ASI pada si kecil
Selamat Berjuang Bunda Hebat...yuk jadikan anak kita anak ASI jangan anak SAPI :)
Kamis, 21 November 2013
Sabtu, 09 November 2013
Belajar Menjadi Orang Tua
Hari ini saya syock membaca berita tentang kakak laki-laki
yang berkelahi dengan adik laki-lakinya hinga si adik meninggal dunia. Lau,
saya berpikir bagaimana perasaan ibunya. Dua kebanggaanya harus pergi. Yang
satu selamanya yang lainnya ke penjara. Siapa yang hendak disalahkan?
Saya begitu sedih, karena semenjak jadi ibu saya menjadi
lebih sensitif. Saya lebih peka dan ingin tahu. Karena setiap kejadian itu
bukan untuk diperbincangkan tapi dijadikan pelajaran. Apa yang salah dari semuanya.
Maka, saya tidak hendak menghakimi mereka yang sedang berduka.
Saya juga menangis, melihat orang tua pelaku dalam kasus
video SMPN 4 Jakarta menangis tersedu-sedu. Ya, saya ikut merasakan hancurnya
perasaan mereka. Lalu kasus tawuran yang kian marak. Pembunuhan oleh mahasiswa
karena cemburu. Maka yang ada dalam pikiran saya, bagaimana perasaan orang
tuanya. Bagaimana pola didik mereka. Maka, saya pun tidak sedang menghakimi
bahwa orang tua mereka salah. Karena saya tidak tahu dan tidak kenal dengan
mereka. Dan tentu saja, belum tentu pola didik mereka salah.
Saya hanya mencari dan mencari, bagaimana cara terbaik
mendidik anak saya. Bagaimana kalau
kelak anak saya punya adik, lalu adik, dan adik lagi. Bagaimana saya bisa
memproteksinya dari pengaruh buruk lingkungan, televisi, internet yang kian
lama kian dekat. Bahkan pengaruh buruk lingkungan luar itu bisa masuk kekamar
anak saya tanpa proteksi. Lewat handphone-handphone canggih dan entah teknologi
apa lagi sepuluh tahun ke depan.
Mungkin, kalau anak saya beranjak dewasa nanti saya akan
jadi ibu yang “kepo” kata anak-anak zaman sekarang. Saya akan belajar lebih
canggih, kalau perlu saya sadap handphonenya. Saya cek tas bawaannya,
teman-temannya, jadwal hariannya. Tentu tidak dengan cara yang menyebalkan,
tapi pakai gaya spionase J
Saya akan jadi mata-mata cantik untuk si buah hati.
Semoga semakin anak saya dewasa, saya juga bisa menjadi ibu
yang kian dewasa. Semakin tahu tentang agama sehingga bisa mengajarkan anak
saya lebih. Semakin menjadi teladan yang baik untuk kedua buah hati saya. Bisa
memastikan hanya memberi yang terbaik untuk rezeki mereka. Saya berdoa, bukan
agar saya dikarunia anak-anak yang baik dan soleh. Tapi semogakami bisa menjadi
orang tua yang soleh yang pantas dicintai dan ditauladani oleh anak-anaknya.
Dan sesudahnya, semua diluar batas kemampuan saya sebagai
manusia. Saya hanya bisa berdoa, Semoga Allah jaga anak-anak saya. Semoga Allah
mencerdaskan akal mereka, memperbagus akhlak mereka, bukan untuk kami tapi
untuk diri mereka sendiri. Aamiin.
Jumat, 08 November 2013
Menulislah
Teruslah menulis, biar tidak ada yang komentar.
Teruslah menulis biar tidak ada yang like.
Teruslah menulis, walau yang baca hanya diri sendiri.
Setidaknya dia akan menjadi saksi bahwa kita pernah ada.
Andrea Hirata mungkin hanya akan menjadi biasa-biasa saja
jika ia tidak menulis laskar pelanginya. Bangka belitung alias Belitong jadi
populer . Siapakah yang akan kenal dengan ibu muslimah, guru yang mengajar di
pelosok desa. Perguruan Muhammadiyah, kisah dibalik penambangan timah
besar-besaran di belitung. Begitu dahsyatnya tulisan yang merangkai sejarah
sekaligus menginspirasi remaja Indonesia. Di tengah demam K-Pop, Sinetron yang
penuh Bully , Infotainment , berita politik dan kriminal yang carut marut.
Sebenarnya, banyak sekali kisah mengharu biru perjuangan anak-anak
di pelosok desa untuk sekolah. Dan banyak diantara mereka yang berhasil. Ada
yang menjadi pejabat, pengusaha atau minimal meningkat taraf hidupnya. Dari
mereka yang anak petani, anak nelayan menjadi orang berhasil .
Maka saya teringat cerita ayah saya, yang walau tidak pernah
saya katakan langsung kepadanya sangat menginspirasi saya. Ayah saya memang
bukan Dahlan Iskan, yang sekarang menjadi menteri BUMN. Dengan buku Sepatu untuk
Dahlannya, ia bercerita sulitnya berjuang untuk sekolah. Bahkan sekedar untuk
punya sepatu pun dirasa menjadi barang
mewah. Ayah saya juga bukan Khairul Tanjung, Dengan buku si Anak Singkongnya
bercerita tetang anak desa yang sekarang punya puluhan ribu karyawan. Ayah saya
hanya orang biasa-biasa saja jika dibandingkan dengan kedua orang tersebut.
Tetapi ayah saya yang biasa-biasa itu bisa memberikan kami
pendidikan yang layak. Pendidikan yang dulu menjadi barang mewah dan sulit
baginya. Maka cerita beliau sangat menginspirasi. Dan saya yakin, ada banyak
kisah yang tidak pernah tertuliskan tentang perjuangan untuk sekolah. Tentang
sulitnya mencapai sekolah. Mahalnya harga buku. Uang sekolah yang tidak
terbayar. Banyak sekali kisah yang
sebenarnya bisa menginspirasi, sayangnya tidak tertuliskan. Sehingga ia menjadi
kenangan orang-orang tersebut, lalu hilang bersama waktu.
Semoga saja mereka yang punya perjuangan dan kisah hebat
untuk sekolah bisa mulai menuliskannya. Bukan untuk pamer. Tetapi sebagai
pengingat, ditengah anak-anak sekolah yang makin kacau balau. Sibuk tawuran,
buat video porno, bolos sekolah, yang mereka lakukan dengan kebanggaan. Bahkan
dimaklumi dengan alasan kenakalan remaja. Padahal tipis sekali antara batas
kenakalan remaja dengan kejahatan.
Jadi, mulailah menulis. Walau hanya sedikit kata-kata di
media social. Justru tulisan pendek kadang lebih berarti dari ratusan kalimat. Menginspirasilah..........Semangat
Pagi !!!
Minggu, 03 November 2013
BERAWAL DARI MIMPI
Waktu kecil saya pernah bermimpi halaman belakang rumah saya
adalah pantai yang luas. Dari balik jendela saya bisa menatap debur ombak. Setiap
saat saya bisa berlarian di pinggir pantai. Merasakan panasnya pasir menari-nari di kaki telanjang saya. Mendengar
debur ombak. Menyentuh percikan riak air yang perlahan menghampiri lalu pergi
lagi. Kemudian, dengan gagahnya menulis besar-besar nama di pasir pantai. Yang
perlahan, hilang terbawa ombak.
Kampung Nelayan Bengkulu
Lalu saya membayangkan bisa melihat langsung matahari yang
tenggelam dalam lautan. Warnanya yang menjingga lalu perlahan menggelap.
Diselingi debur ombak dan angin pantai yang kian malam kian kencang. Diiringi
lampu taman, duduk dan menekuri kebesaran Tuhan.
Sunset di Kampung Nelayan Bengkulu
Ya..khayalan yang terus menari-nari liar dalam otak kanak-kanak saya. Tak pernah terbayangkan,
bagaimana terwujud. Pada kenyataannya, halaman belakang rumah saya adalah
kandang bebek. Kalau iseng sedikit, naik pagar maka yang terlihat sampai jauh
adalah sawah-sawah. Yang terkadang berganti warna. Menghijau lembut saat mulai
ditanam, kuning keemasan mendekati masa panen, dan tandus kering kerontang saat
masa panen.
Maka khayalan saya tentang berlarian diombak pasir,
kenyataannya adalah berbecek ria mencari keong mas untuk pakan tambahan bebek
peliharaan ibu. Dan debur ombak yang pada nyatanya adalah suara bebek yang
berbaris rapi kala sore mereka pulang ke kandang.
Maka sunset nyata saya waktu kecil adalah melihat matahari
tenggelam dipinggiran sawah yang seperti tak berujung. Kuning jingga lalu
menggelap. Diselingi angin kencang dan suara-suara burung yang entah keluar
atau kembali kekandangnya.
Maka Impian saya adalah seperti mimpi semu kanak-kanak yang
terlihat tak mungkin. Saya seperti termenung, bagaimana sebuah impian yang
hanya sekadar khayalan. Tak pernah lugas terucapkan bisa menjadi kenyataan.
Ya..sekarang sepanjang halaman belakang rumah saya adalah
Pantai. Pantai yang konon katanya tak terputus dari lampung sampai ujung
sumatera. Maka khayalan saya seperti menjadi kenyataan. Saya bisa bolak-balik
ke pantai semudah saya pergi ke sawah dulu. Maka sunset saya benar-benar
melihat matahari tenggelam dalam lautan. Maka debur ombak itu terdengar nyata.
Kapal-kapal yang berlabuh, percikan air, pasir pantai yang menari-nari, semua
menjadi nyata.
Maka, Saya Tidak takut lagi untuk bermimpi. Bahkan untuk mimpi yang lebih BESAR !!!
Langganan:
Postingan (Atom)