Sabtu, 09 November 2013

Belajar Menjadi Orang Tua



Hari ini saya syock membaca berita tentang kakak laki-laki yang berkelahi dengan adik laki-lakinya hinga si adik meninggal dunia. Lau, saya berpikir bagaimana perasaan ibunya. Dua kebanggaanya harus pergi. Yang satu selamanya yang lainnya ke penjara. Siapa yang hendak disalahkan?

Saya begitu sedih, karena semenjak jadi ibu saya menjadi lebih sensitif. Saya lebih peka dan ingin tahu. Karena setiap kejadian itu bukan untuk diperbincangkan tapi dijadikan pelajaran. Apa yang salah dari semuanya. Maka, saya tidak hendak menghakimi mereka yang sedang berduka. 

Saya juga menangis, melihat orang tua pelaku dalam kasus video SMPN 4 Jakarta menangis tersedu-sedu. Ya, saya ikut merasakan hancurnya perasaan mereka. Lalu kasus tawuran yang kian marak. Pembunuhan oleh mahasiswa karena cemburu. Maka yang ada dalam pikiran saya, bagaimana perasaan orang tuanya. Bagaimana pola didik mereka. Maka, saya pun tidak sedang menghakimi bahwa orang tua mereka salah. Karena saya tidak tahu dan tidak kenal dengan mereka. Dan tentu saja, belum tentu pola didik mereka salah.

Saya hanya mencari dan mencari, bagaimana cara terbaik mendidik anak  saya. Bagaimana kalau kelak anak saya punya adik, lalu adik, dan adik lagi. Bagaimana saya bisa memproteksinya dari pengaruh buruk lingkungan, televisi, internet yang kian lama kian dekat. Bahkan pengaruh buruk lingkungan luar itu bisa masuk kekamar anak saya tanpa proteksi. Lewat handphone-handphone canggih dan entah teknologi apa lagi sepuluh tahun ke depan.

Mungkin, kalau anak saya beranjak dewasa nanti saya akan jadi ibu yang “kepo” kata anak-anak zaman sekarang. Saya akan belajar lebih canggih, kalau perlu saya sadap handphonenya. Saya cek tas bawaannya, teman-temannya, jadwal hariannya. Tentu tidak dengan cara yang menyebalkan, tapi pakai gaya spionase J Saya akan jadi mata-mata cantik untuk si buah hati. 

Semoga semakin anak saya dewasa, saya juga bisa menjadi ibu yang kian dewasa. Semakin tahu tentang agama sehingga bisa mengajarkan anak saya lebih. Semakin menjadi teladan yang baik untuk kedua buah hati saya. Bisa memastikan hanya memberi yang terbaik untuk rezeki mereka. Saya berdoa, bukan agar saya dikarunia anak-anak yang baik dan soleh. Tapi semogakami bisa menjadi orang tua yang soleh yang pantas dicintai dan ditauladani oleh anak-anaknya.

Dan sesudahnya, semua diluar batas kemampuan saya sebagai manusia. Saya hanya bisa berdoa, Semoga Allah jaga anak-anak saya. Semoga Allah mencerdaskan akal mereka, memperbagus akhlak mereka, bukan untuk kami tapi untuk diri mereka sendiri. Aamiin. 

 photo nutrishake_zpsd563e3dd.gif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar