Minggu, 03 November 2013

BERAWAL DARI MIMPI



Waktu kecil saya pernah bermimpi halaman belakang rumah saya adalah pantai yang luas. Dari balik jendela saya bisa menatap debur ombak. Setiap saat saya bisa berlarian di pinggir pantai. Merasakan panasnya pasir  menari-nari di kaki telanjang saya. Mendengar debur ombak. Menyentuh percikan riak air yang perlahan menghampiri lalu pergi lagi. Kemudian, dengan gagahnya menulis besar-besar nama di pasir pantai. Yang perlahan, hilang terbawa ombak.

 
                                                                                    Kampung Nelayan Bengkulu

Lalu saya membayangkan bisa melihat langsung matahari yang tenggelam dalam lautan. Warnanya yang menjingga lalu perlahan menggelap. Diselingi debur ombak dan angin pantai yang kian malam kian kencang. Diiringi lampu taman, duduk dan menekuri kebesaran Tuhan.

                   Sunset di Kampung Nelayan Bengkulu

Ya..khayalan yang terus menari-nari liar dalam otak  kanak-kanak saya. Tak pernah terbayangkan, bagaimana terwujud. Pada kenyataannya, halaman belakang rumah saya adalah kandang bebek. Kalau iseng sedikit, naik pagar maka yang terlihat sampai jauh adalah sawah-sawah. Yang terkadang berganti warna. Menghijau lembut saat mulai ditanam, kuning keemasan mendekati masa panen, dan tandus kering kerontang saat masa panen.
     
Maka khayalan saya tentang berlarian diombak pasir, kenyataannya adalah berbecek ria mencari keong mas untuk pakan tambahan bebek peliharaan ibu. Dan debur ombak yang pada nyatanya adalah suara bebek yang berbaris rapi kala sore mereka pulang ke kandang.

Maka sunset nyata saya waktu kecil adalah melihat matahari tenggelam dipinggiran sawah yang seperti tak berujung. Kuning jingga lalu menggelap. Diselingi angin kencang dan suara-suara burung yang entah keluar atau kembali kekandangnya.

Maka Impian saya adalah seperti mimpi semu kanak-kanak yang terlihat tak mungkin. Saya seperti termenung, bagaimana sebuah impian yang hanya sekadar khayalan. Tak pernah lugas terucapkan bisa menjadi kenyataan.
 
Ya..sekarang sepanjang halaman belakang rumah saya adalah Pantai. Pantai yang konon katanya tak terputus dari lampung sampai ujung sumatera. Maka khayalan saya seperti menjadi kenyataan. Saya bisa bolak-balik ke pantai semudah saya pergi ke sawah dulu. Maka sunset saya benar-benar melihat matahari tenggelam dalam lautan. Maka debur ombak itu terdengar nyata. Kapal-kapal yang berlabuh, percikan air, pasir pantai yang menari-nari, semua menjadi nyata.

Maka, Saya Tidak takut lagi untuk bermimpi. Bahkan untuk mimpi yang lebih BESAR !!!

 photo banner-impian-468x60_zpsa86ebb79.gif



Tidak ada komentar:

Posting Komentar