Teruslah menulis, biar tidak ada yang komentar.
Teruslah menulis biar tidak ada yang like.
Teruslah menulis, walau yang baca hanya diri sendiri.
Setidaknya dia akan menjadi saksi bahwa kita pernah ada.
Andrea Hirata mungkin hanya akan menjadi biasa-biasa saja
jika ia tidak menulis laskar pelanginya. Bangka belitung alias Belitong jadi
populer . Siapakah yang akan kenal dengan ibu muslimah, guru yang mengajar di
pelosok desa. Perguruan Muhammadiyah, kisah dibalik penambangan timah
besar-besaran di belitung. Begitu dahsyatnya tulisan yang merangkai sejarah
sekaligus menginspirasi remaja Indonesia. Di tengah demam K-Pop, Sinetron yang
penuh Bully , Infotainment , berita politik dan kriminal yang carut marut.
Sebenarnya, banyak sekali kisah mengharu biru perjuangan anak-anak
di pelosok desa untuk sekolah. Dan banyak diantara mereka yang berhasil. Ada
yang menjadi pejabat, pengusaha atau minimal meningkat taraf hidupnya. Dari
mereka yang anak petani, anak nelayan menjadi orang berhasil .
Maka saya teringat cerita ayah saya, yang walau tidak pernah
saya katakan langsung kepadanya sangat menginspirasi saya. Ayah saya memang
bukan Dahlan Iskan, yang sekarang menjadi menteri BUMN. Dengan buku Sepatu untuk
Dahlannya, ia bercerita sulitnya berjuang untuk sekolah. Bahkan sekedar untuk
punya sepatu pun dirasa menjadi barang
mewah. Ayah saya juga bukan Khairul Tanjung, Dengan buku si Anak Singkongnya
bercerita tetang anak desa yang sekarang punya puluhan ribu karyawan. Ayah saya
hanya orang biasa-biasa saja jika dibandingkan dengan kedua orang tersebut.
Tetapi ayah saya yang biasa-biasa itu bisa memberikan kami
pendidikan yang layak. Pendidikan yang dulu menjadi barang mewah dan sulit
baginya. Maka cerita beliau sangat menginspirasi. Dan saya yakin, ada banyak
kisah yang tidak pernah tertuliskan tentang perjuangan untuk sekolah. Tentang
sulitnya mencapai sekolah. Mahalnya harga buku. Uang sekolah yang tidak
terbayar. Banyak sekali kisah yang
sebenarnya bisa menginspirasi, sayangnya tidak tertuliskan. Sehingga ia menjadi
kenangan orang-orang tersebut, lalu hilang bersama waktu.
Semoga saja mereka yang punya perjuangan dan kisah hebat
untuk sekolah bisa mulai menuliskannya. Bukan untuk pamer. Tetapi sebagai
pengingat, ditengah anak-anak sekolah yang makin kacau balau. Sibuk tawuran,
buat video porno, bolos sekolah, yang mereka lakukan dengan kebanggaan. Bahkan
dimaklumi dengan alasan kenakalan remaja. Padahal tipis sekali antara batas
kenakalan remaja dengan kejahatan.
Jadi, mulailah menulis. Walau hanya sedikit kata-kata di
media social. Justru tulisan pendek kadang lebih berarti dari ratusan kalimat. Menginspirasilah..........Semangat
Pagi !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar