Jumat, 08 November 2013

Menulislah



Teruslah menulis, biar tidak ada yang komentar.

Teruslah menulis biar tidak ada yang like.

Teruslah menulis, walau yang baca hanya diri sendiri.

Setidaknya dia akan menjadi saksi bahwa kita pernah ada.

Andrea Hirata mungkin hanya akan menjadi biasa-biasa saja jika ia tidak menulis laskar pelanginya. Bangka belitung alias Belitong jadi populer . Siapakah yang akan kenal dengan ibu muslimah, guru yang mengajar di pelosok desa. Perguruan Muhammadiyah, kisah dibalik penambangan timah besar-besaran di belitung. Begitu dahsyatnya tulisan yang merangkai sejarah sekaligus menginspirasi remaja Indonesia. Di tengah demam K-Pop, Sinetron yang penuh Bully , Infotainment , berita politik dan kriminal yang carut marut.

Sebenarnya, banyak sekali kisah mengharu biru perjuangan anak-anak di pelosok desa untuk sekolah. Dan banyak diantara mereka yang berhasil. Ada yang menjadi pejabat, pengusaha atau minimal meningkat taraf hidupnya. Dari mereka yang anak petani, anak nelayan menjadi orang berhasil .
Maka saya teringat cerita ayah saya, yang walau tidak pernah saya katakan langsung kepadanya sangat menginspirasi saya. Ayah saya memang bukan Dahlan Iskan, yang sekarang menjadi menteri BUMN. Dengan buku Sepatu untuk Dahlannya, ia bercerita sulitnya berjuang untuk sekolah. Bahkan sekedar untuk punya sepatu  pun dirasa menjadi barang mewah. Ayah saya juga bukan Khairul Tanjung, Dengan buku si Anak Singkongnya bercerita tetang anak desa yang sekarang punya puluhan ribu karyawan. Ayah saya hanya orang biasa-biasa saja jika dibandingkan dengan kedua orang tersebut.

Tetapi ayah saya yang biasa-biasa itu bisa memberikan kami pendidikan yang layak. Pendidikan yang dulu menjadi barang mewah dan sulit baginya. Maka cerita beliau sangat menginspirasi. Dan saya yakin, ada banyak kisah yang tidak pernah tertuliskan tentang perjuangan untuk sekolah. Tentang sulitnya mencapai sekolah. Mahalnya harga buku. Uang sekolah yang tidak terbayar.  Banyak sekali kisah yang sebenarnya bisa menginspirasi, sayangnya tidak tertuliskan. Sehingga ia menjadi kenangan orang-orang tersebut, lalu hilang bersama waktu.

Semoga saja mereka yang punya perjuangan dan kisah hebat untuk sekolah bisa mulai menuliskannya. Bukan untuk pamer. Tetapi sebagai pengingat, ditengah anak-anak sekolah yang makin kacau balau. Sibuk tawuran, buat video porno, bolos sekolah, yang mereka lakukan dengan kebanggaan. Bahkan dimaklumi dengan alasan kenakalan remaja. Padahal tipis sekali antara batas kenakalan remaja dengan kejahatan.

Jadi, mulailah menulis. Walau hanya sedikit kata-kata di media social. Justru tulisan pendek kadang lebih berarti dari ratusan kalimat. Menginspirasilah..........Semangat Pagi !!!


  photo banner-impian-468x60_zpsa86ebb79.gif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar